Pada hari itu Kamis tanggal 11 Maret 2010 mentari enggan menampakkan dirinya. Langit di pagi itu terlihat mendung. Saat itu aku ada di tempat kost dekat kampus. Malamnya aku sudah mendapatkan kabar bahwa ayah saya msk rmh sakit. Tapi berhubung di tempat kost saya kalau sdh larut malam tdk ada bis dan angkutan lainnya menuju arah Psr. Minggu. Jadi saya terpaksa bermalam di tempat kost sampai keesokan harinya. Sebelum kejadian itu, saya sdh mendapatkan firasat yaitu kotak sabun yg berada di kamar mandi tiba2 jatuh sendiri dan pecah berkeping-keping tanpa ada yang menyenggolnya. Tapi saya hanya beranggapan bhw itu disebabkan karena angin. Logikanya kotak sabun yg berisi sabun itu kan berat, mustahil bisa ditiup angin dan langsung jatuh. Kejadian tersebut saya alami waktu malam kamis. Keesokan harinya saya diajak teman saya untuk pergi ke Gramedia utk membeli buku, plus jg sekalian sy jg mw mencari buku2 referensi tentang sains project yang sdg saya geluti 4thn belakangan ini sebagai syarat utk kelulusan ujian sidang. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 10.30, namun alangkah terkejutnya saya. Saya mendapatkan kabar bhw ayah saya telah berpulang ke rahmatullah karena penyakit diabetes yang dideritanya. Lalu saya bilang sm teman saya, utk segera pergi dari situ dan kembali ke tmpt kost. Teman saya mencoba utk menenangkan pikiran saya yg pada saat itu perasaan saya bercampur aduk.
Sepanjang perjalanan sy melewati hutan belantara kampus biru (Universitas Indonesia), saya hanya bisa termenung dan tidak menyangka bhw ayah saya akan pergi secepat ini. Sesampainya di tempat kost, saya langsung bergegas pulang ke rumah dan teman2 saya pun segera menyusul saya di rumah. Saya pun naik bis 616 jurusan Blok M. Sepanjang perjalanan saya hny bisa termenung seolah-olah tidak percaya atas apapun yg terjadi. Sampai di Pasar Minggu, naiklah 2org pengamen yang satu bawa gitar dan yg satu lagi bawa biola. Mereka berdua menyanyikan lagu Ebiet G.Ade yg berjudul Nyanyian Rindu yang jg merupakan lagu kesukaan ayah. Lagu itu dinyanyikan dgn sangat beda dari yg saya dengarkan di winamp komputer saya yaitu dgn sentuhan biola yg membuat saya semakin meneteskan air mata. Karena tak kuasa menahan tangis dan kesedihan yg telah lama saya tahan sewaktu saya msh berada di depok. Waktu itu saya duduk di belakang sebelah kanan dekat jendela bis. Saya hanya bisa menangis tersedu-sedu di kursi belakang. Setelah lagu tsb. selesai dinyanyikan saya pun langsung memberi kedua pengamen tsb. 5rb perak dan membuat keduanya terbengong-bengong. Saya pun berkata: "Ambil aja bang...ga usah bengong begitu lagunya keren kok". Lalu tibalah saya di mesjid Al-Munawar utk menunaikan sholat zuhur, lalu saya pun berdoa kpd Allah SWT supaya mental sy dikuatkan dlm menghadapi cobaan ini. Saya pun naik taksi langsung menuju rumah. Sesampai di rumah, sdh banyak orang2 pada ngumpul. Tetapi Almarhum tdk ada di rumah, lsg lah sy bergegas pergi ke rumah sakti sambil tetap membawa ransel saya dan ternyata benar, Almarhum sdg dimandikan di Kamar Jenazah. Saya pun lsg melepas ransel saya dan msk kedalam. Saya pun hanya bisa melihat Almarhum yg sdh terbujur kaku. Lalu saya pun teringat bahwa semua ini berasal dari Allah SWT dan nantinya akan kembali pada-Nya. Kemudian Almarhum disholatkan di mesjid di rumah sakit dan juga di mesjid dekat rumah dan akhirnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta dekat makam kakek dan adik. Selamat Jalan Ayah !!! Adi akan selalu merindukan ayah...
1 komentar:
sbar die,..temen lu yg bgajak gramed pasti baik orngnya
Posting Komentar